• Arsip

  • Kategori

AKTIVITAS ORANG TUA MEMBIMBING ANAK DALAM SHALAT WAJIB

Agama merupakan kebutuhan dalam hidup manusia dengan agama manusia akan dapat mengetahui jalan mana yang harus ditempuh untuk tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu kesadaran beragama harus dikembangkan dan dibina dalam kehidupan anak. Mulai sejak ia dilahirkan sampai ia meninggalkan kehidupan ini, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Begitu juga pendidikan individu dalam Agama Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu yaitu menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Dan tidak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji akan tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah .
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya, Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya.
Periode pertama dalam kehidupan anak merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orang tua dapat ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua,
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
3. Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Kesadaran agama tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua. Orang tua adalah pembina utama pada kehidupan anak dalam usaha mewujudkan suatu keberhasilan kemudian pendidikan yang diterima oleh anak dari orang lain (guru) ini hanyalah merupakan lanjutan pendidikan yang diterima anak dari rumah, oleh sebab itu orang tua tidak bisa menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya pada guru disekolah, guru tidak akan berhasil melaksanakan pendidikan tanpa adanya kerjasama yang baik dengan orang tua, berhasil atau tidaknya pendidikan anak tersebut sangat tergantung kepada orang tua di rumah.
Menurut Kartini Kartono Orang tua yang bijaksana senantiasa mengikuti perkembangan anaknya disekolah serta berusaha mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya, bagi orang tua tingkat pendidikan rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin pekerjaan ini terlalu berat. Tetapi apabila orang tua menyadari tanggung jawabnya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawab dalam membimbing anaknya dirumah.
Dari kutipan diatas dapat menyimpulkan bahwa orang tua harus bijaksana dalam hal perkembangan anaknya serta mengetahui kemampuan yang dimilikinya, sejalan dengan hal diatas anjuran pendidikan shalat kepada anak juga tergantung kepada bimbingan orang tua dirumah sebagimana hadist nabi yang artinya :“ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila sudah berumur tuju tahun dan pukullah ia apabila meninggalkanya apabila umurnya sudah sampai sepuluh tahun dan pisah-pisahlah diantara mereka pada tempat tidur”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al Hakim dari akmir Bin Syu’aib).
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan shalat adalah merupakan tanggung jawab orang tua dirumah.
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagi mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya berperan serta dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional”
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam kelurga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidik).
Kewajiban setiap orang tua adalah berusaha mengembangkan kesejahteraan anak-anaknya secara utuh. Meskipun kadang-kadang ada saja anak-anak tidak berbakti, yang melupakan pengorbanan orangtua mereka, selalu menuntut, dan bahkan melawan dengan kekerasan kepadanya; orangtua yang bijaksana harus tetap menjadi orangtua penyayang pemaaf, penuh kemurahan hati, selalu berpikiran bijak, serta selalu bersedia melakukan kewajiban-kewajiban mereka secara ikhlas. Kewajiban orangtua tidak akan berhenti sekalipun anak mereka telah berkeluarga meskipun sudah tentu kewajiban mereka tidak lagi sama seperti pada waktu anak mereka belum berkeluarga.
Cita-cita yang pasti terkandung dalam setiap nurani orang tua adalah: mengusahakan sejak anaknya masih dalam kandungan sekalipun agar anaknya menjadi orang berguna dan terhormat. Dan lebih lagi, sebelum menutup mata nanti, ia ingin menyaksikan anak-anaknya hidup maju, damai, bahagia, serta melebihi atau paling tidak sama dengan dirinya.
Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak.
Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak.
Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi-setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri-teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.

AKTIVITAS ORANG TUA MEMBIMBING ANAK DALAM SHALAT WAJIB

Agama merupakan kebutuhan dalam hidup manusia dengan agama manusia akan dapat mengetahui jalan mana yang harus ditempuh untuk tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu kesadaran beragama harus dikembangkan dan dibina dalam kehidupan anak. Mulai sejak ia dilahirkan sampai ia meninggalkan kehidupan ini, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Begitu juga pendidikan individu dalam Agama Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu yaitu menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Dan tidak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji akan tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah .
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya, Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya.
Periode pertama dalam kehidupan anak merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orang tua dapat ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua,
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
3. Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Kesadaran agama tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua. Orang tua adalah pembina utama pada kehidupan anak dalam usaha mewujudkan suatu keberhasilan kemudian pendidikan yang diterima oleh anak dari orang lain (guru) ini hanyalah merupakan lanjutan pendidikan yang diterima anak dari rumah, oleh sebab itu orang tua tidak bisa menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya pada guru disekolah, guru tidak akan berhasil melaksanakan pendidikan tanpa adanya kerjasama yang baik dengan orang tua, berhasil atau tidaknya pendidikan anak tersebut sangat tergantung kepada orang tua di rumah.
Menurut Kartini Kartono Orang tua yang bijaksana senantiasa mengikuti perkembangan anaknya disekolah serta berusaha mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya, bagi orang tua tingkat pendidikan rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin pekerjaan ini terlalu berat. Tetapi apabila orang tua menyadari tanggung jawabnya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawab dalam membimbing anaknya dirumah.
Dari kutipan diatas dapat menyimpulkan bahwa orang tua harus bijaksana dalam hal perkembangan anaknya serta mengetahui kemampuan yang dimilikinya, sejalan dengan hal diatas anjuran pendidikan shalat kepada anak juga tergantung kepada bimbingan orang tua dirumah sebagimana hadist nabi yang artinya :“ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila sudah berumur tuju tahun dan pukullah ia apabila meninggalkanya apabila umurnya sudah sampai sepuluh tahun dan pisah-pisahlah diantara mereka pada tempat tidur”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al Hakim dari akmir Bin Syu’aib).
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan shalat adalah merupakan tanggung jawab orang tua dirumah.
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagi mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya berperan serta dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional”
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam kelurga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidik).
Kewajiban setiap orang tua adalah berusaha mengembangkan kesejahteraan anak-anaknya secara utuh. Meskipun kadang-kadang ada saja anak-anak tidak berbakti, yang melupakan pengorbanan orangtua mereka, selalu menuntut, dan bahkan melawan dengan kekerasan kepadanya; orangtua yang bijaksana harus tetap menjadi orangtua penyayang pemaaf, penuh kemurahan hati, selalu berpikiran bijak, serta selalu bersedia melakukan kewajiban-kewajiban mereka secara ikhlas. Kewajiban orangtua tidak akan berhenti sekalipun anak mereka telah berkeluarga meskipun sudah tentu kewajiban mereka tidak lagi sama seperti pada waktu anak mereka belum berkeluarga.
Cita-cita yang pasti terkandung dalam setiap nurani orang tua adalah: mengusahakan sejak anaknya masih dalam kandungan sekalipun agar anaknya menjadi orang berguna dan terhormat. Dan lebih lagi, sebelum menutup mata nanti, ia ingin menyaksikan anak-anaknya hidup maju, damai, bahagia, serta melebihi atau paling tidak sama dengan dirinya.
Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak.
Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak.
Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi-setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri-teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.

AKTIVITAS ORANG TUA MEMBIMBING ANAK DALAM SHALAT WAJIB

Agama merupakan kebutuhan dalam hidup manusia dengan agama manusia akan dapat mengetahui jalan mana yang harus ditempuh untuk tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu kesadaran beragama harus dikembangkan dan dibina dalam kehidupan anak. Mulai sejak ia dilahirkan sampai ia meninggalkan kehidupan ini, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Begitu juga pendidikan individu dalam Agama Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu yaitu menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Dan tidak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji akan tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah .
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya, Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya.
Periode pertama dalam kehidupan anak merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orang tua dapat ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua,
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
3. Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Kesadaran agama tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua. Orang tua adalah pembina utama pada kehidupan anak dalam usaha mewujudkan suatu keberhasilan kemudian pendidikan yang diterima oleh anak dari orang lain (guru) ini hanyalah merupakan lanjutan pendidikan yang diterima anak dari rumah, oleh sebab itu orang tua tidak bisa menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya pada guru disekolah, guru tidak akan berhasil melaksanakan pendidikan tanpa adanya kerjasama yang baik dengan orang tua, berhasil atau tidaknya pendidikan anak tersebut sangat tergantung kepada orang tua di rumah.
Menurut Kartini Kartono Orang tua yang bijaksana senantiasa mengikuti perkembangan anaknya disekolah serta berusaha mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya, bagi orang tua tingkat pendidikan rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin pekerjaan ini terlalu berat. Tetapi apabila orang tua menyadari tanggung jawabnya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawab dalam membimbing anaknya dirumah.
Dari kutipan diatas dapat menyimpulkan bahwa orang tua harus bijaksana dalam hal perkembangan anaknya serta mengetahui kemampuan yang dimilikinya, sejalan dengan hal diatas anjuran pendidikan shalat kepada anak juga tergantung kepada bimbingan orang tua dirumah sebagimana hadist nabi yang artinya :“ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila sudah berumur tuju tahun dan pukullah ia apabila meninggalkanya apabila umurnya sudah sampai sepuluh tahun dan pisah-pisahlah diantara mereka pada tempat tidur”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al Hakim dari akmir Bin Syu’aib).
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan shalat adalah merupakan tanggung jawab orang tua dirumah.
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagi mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya berperan serta dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional”
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam kelurga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidik).
Kewajiban setiap orang tua adalah berusaha mengembangkan kesejahteraan anak-anaknya secara utuh. Meskipun kadang-kadang ada saja anak-anak tidak berbakti, yang melupakan pengorbanan orangtua mereka, selalu menuntut, dan bahkan melawan dengan kekerasan kepadanya; orangtua yang bijaksana harus tetap menjadi orangtua penyayang pemaaf, penuh kemurahan hati, selalu berpikiran bijak, serta selalu bersedia melakukan kewajiban-kewajiban mereka secara ikhlas. Kewajiban orangtua tidak akan berhenti sekalipun anak mereka telah berkeluarga meskipun sudah tentu kewajiban mereka tidak lagi sama seperti pada waktu anak mereka belum berkeluarga.
Cita-cita yang pasti terkandung dalam setiap nurani orang tua adalah: mengusahakan sejak anaknya masih dalam kandungan sekalipun agar anaknya menjadi orang berguna dan terhormat. Dan lebih lagi, sebelum menutup mata nanti, ia ingin menyaksikan anak-anaknya hidup maju, damai, bahagia, serta melebihi atau paling tidak sama dengan dirinya.
Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak.
Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak.
Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi-setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri-teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.

AKTIVITAS ORANG TUA MEMBIMBING ANAK DALAM SHALAT WAJIB

Agama merupakan kebutuhan dalam hidup manusia dengan agama manusia akan dapat mengetahui jalan mana yang harus ditempuh untuk tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu kesadaran beragama harus dikembangkan dan dibina dalam kehidupan anak. Mulai sejak ia dilahirkan sampai ia meninggalkan kehidupan ini, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Begitu juga pendidikan individu dalam Agama Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu yaitu menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Dan tidak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji akan tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah .
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya, Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya.
Periode pertama dalam kehidupan anak merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orang tua dapat ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua,
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya.
3. Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Kesadaran agama tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua. Orang tua adalah pembina utama pada kehidupan anak dalam usaha mewujudkan suatu keberhasilan kemudian pendidikan yang diterima oleh anak dari orang lain (guru) ini hanyalah merupakan lanjutan pendidikan yang diterima anak dari rumah, oleh sebab itu orang tua tidak bisa menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya pada guru disekolah, guru tidak akan berhasil melaksanakan pendidikan tanpa adanya kerjasama yang baik dengan orang tua, berhasil atau tidaknya pendidikan anak tersebut sangat tergantung kepada orang tua di rumah.
Menurut Kartini Kartono Orang tua yang bijaksana senantiasa mengikuti perkembangan anaknya disekolah serta berusaha mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya, bagi orang tua tingkat pendidikan rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin pekerjaan ini terlalu berat. Tetapi apabila orang tua menyadari tanggung jawabnya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawab dalam membimbing anaknya dirumah.
Dari kutipan diatas dapat menyimpulkan bahwa orang tua harus bijaksana dalam hal perkembangan anaknya serta mengetahui kemampuan yang dimilikinya, sejalan dengan hal diatas anjuran pendidikan shalat kepada anak juga tergantung kepada bimbingan orang tua dirumah sebagimana hadist nabi yang artinya :“ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila sudah berumur tuju tahun dan pukullah ia apabila meninggalkanya apabila umurnya sudah sampai sepuluh tahun dan pisah-pisahlah diantara mereka pada tempat tidur”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al Hakim dari akmir Bin Syu’aib).
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan shalat adalah merupakan tanggung jawab orang tua dirumah.
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagi mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya berperan serta dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional”
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam kelurga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidik).
Kewajiban setiap orang tua adalah berusaha mengembangkan kesejahteraan anak-anaknya secara utuh. Meskipun kadang-kadang ada saja anak-anak tidak berbakti, yang melupakan pengorbanan orangtua mereka, selalu menuntut, dan bahkan melawan dengan kekerasan kepadanya; orangtua yang bijaksana harus tetap menjadi orangtua penyayang pemaaf, penuh kemurahan hati, selalu berpikiran bijak, serta selalu bersedia melakukan kewajiban-kewajiban mereka secara ikhlas. Kewajiban orangtua tidak akan berhenti sekalipun anak mereka telah berkeluarga meskipun sudah tentu kewajiban mereka tidak lagi sama seperti pada waktu anak mereka belum berkeluarga.
Cita-cita yang pasti terkandung dalam setiap nurani orang tua adalah: mengusahakan sejak anaknya masih dalam kandungan sekalipun agar anaknya menjadi orang berguna dan terhormat. Dan lebih lagi, sebelum menutup mata nanti, ia ingin menyaksikan anak-anaknya hidup maju, damai, bahagia, serta melebihi atau paling tidak sama dengan dirinya.
Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak.
Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak.
Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi-setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri-teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.